Kamis, 13 Desember 2012

askep eliminasi

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FECAL Anatomi Usus Besar o Merupakan pipa / lumen muskuler yang dilapisi membrane mukosa. o Serat ototnya sirkuler & longitudinal  kontraksi. o Bentuknya berliku – liku / lekuk2 karena otot longitudinal lebih pendek dari panjang colon. Fungsi Colon 1. Absorpsi air & nutrient. 2. Proteksi / perlindungan  mensekresikan mucus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feces & aktifitas bakteri. 3. Mengantarkan sisa makanan sampai ke usus  dgn cara berkontraksi. Gerak Colon • Haustral shuffling  gerakan mencampur chime untuk membantu absorpsi air. • Kontraksi Haustral  Untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang colon. • Peristaltis  berupa gelombang, merupakan gerak maju menuju anus. Panjang colon dewasa ± 125 – 150 cm. Panjang Rektum bervariasi, sesuai dgn usia : Bayi : 2,5 – 3,8 cm Toddler : 4 cm Pra sekolah : 7,6 cm Sekolah : 10 cm Dewasa : 10 – 15 cm DEFEKASI  Pengeluaran feces melalui rectum dan anus disebut : “ bowel movement “.  Frekuensi dan jumlah defekasi bervariasi pada setiap orang.  Ketika gelombang peristaltik menggerakkan feces kedalam kolon sigmoid dan rectum  saraf sensorik di rectum terstimulasi Ind. Menyadari keinginan defekasi. FISIOLOGI DEFEKASI 1. REFLEK DEFEKASI INSTRINSIK Feces masuk Rektum Distensi Rektum Rangsangan Pleksus Mesenterikus Terjadi peristaltis di colon desenden , sigmoid,
rectum Feces terdorong ke anus Sfingter internal tidak menutup Sfingter eksternal relaksasi Defekasi 2. REFLEK DEFEKASI PARA SIMPATIS Feces masuk Rektum Rgs saraf Rektum Dibawa ke Spinal Cord Kembali ke colon Descendens, Sigmoid dan rectum Intensifkan peristaltis Relaksasi sfingter internal Intensifkan reflek intrinsik DEFEKASI / BAB Kontraksi otot abdominal dan diafragma Tekanan intra abdomen Otot levator anus kontraksi Menggerakkan feces untuk melalui kanal anal DEFEKASI  DIPERMUDAH - Fleksi otot Femur - Posisi jongkok FLATUS  Gas yg terbentuk  sbg hasil pencernaaan di usus besar dalam waktu 24 jam.  Jumlah gas yg terbentuk normal 7 – 10 liter dalam waktu 24 jam.  Terdiri dari CO2, methane, H2S, O2 dan nitrogen.  Produksi gas yg >>  flatulence. Biasanya disebabkan oleh efek pemberian anestesi atau narkotik atau pembedahan abdomen.  Bila tidak bisa keluar anus,  rectal tube atau enema flow. FECES  Terdiri dari 75% air dan 25% material padat.  Berwarna coklat karena pengaruh stercobilin & urobilin dan aktifitas bakteri.  Bau khas akibat pengaruh mikro organisma.  Konsistensi lembek namun berbentuk.  Fecal, stool, tinja. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI 1. Usia dan Perkembangan  Kontrol defekasi ≈ usia 1,5 – 2 thn  toilet training  Elderly ≈ tonus otot kolon  peristaltik  Tonus otot abdomen  Kontrol otot spincter anal 2. Diit  Jenis makanan  Ketidakmampuan mencerna makanan  Makan tidak teratur 3. Aktivitas  stimulasi peristaltik  Fasilitasi gerakan chyme pada colon  Kurang exercise & imobilisasi  kelemahan otot abdomen & pelvic 4. Intake cairan Intake cairan tidak adekuat  tubuh mengabsorpsi cairan dari chyme  feces keras. 5. Psikologis  Cemas marah  meningkatkan peristaltik usus  diare  Depresi  menurunkan motilitas intestinal  konstipasi 6. Life Style  Kebiasaan mengabaikan keinginan defekasi  Kebutuhan privacy  Bowel training saat anak menginginkannya  kebiasaan defekasi teratur 7. Medikasi  Morphin, codein dosis tinggi  konstipasi  Laxative  membantu defekasi  Obat bentyl (anti diare)  menekan peristaltik 8. Prosedur Diagnostik  Pasien dipuasakan & dilakukan enema  tidak dapat defekasi normal 9. Anestesi Pembedahan  Anestesi umum  menghambat stimulasi parasimpatis ke otot kolon 10. Kondisi Patologis  Injury spinal cord & injury kepala  menurunkan stimulasi sensori untuk defekasi  Ggn mobilitas 11. Iritans  Makanan pedas, toksin, bakteri, keracunan  iritasi tract. Intestinal  diare 12. Nyeri  Mensupresi keinginan defekasi MASALAH YANG BIASA TERJADI 1. KONSTIPASI  Ggn eliminasi akibat adanya feces yang kering, keras yg melewati usus besar Passase feces yg lama Jumlah air yg diabsorpsi >> Feces kering dan keras  Fisiologi  Penggunaan laksatif >>  Pola defekasi tidak teratur  Stress psikologis yang tinggi  Diit yang tidak sesuai  Obat – obatan  Kurang aktifitas  Usia Untuk mengeluarkan feces diperlukan tenaga untuk mengedan dan terjadi peregangan otot - Ruptur perineum - Meningkatnya tekanan intra cranial - Meningkatnya tekanan intra thoraks 2. FECAL I.M.D.A.C.T.I.O.N  Massa yang keras di lipatan rectum akibat retensi & akumulasi material feces yang berkepanjangan.  Sign & Symptom :  Anoreksia, mual, muntah  Perembesan feces air  Rasa ingin BAB  Sakit dibagian rektum  Fisiologi :  Pola defekasi tidak teratur  Konstipasi  Intake cairan kurang  Kurang aktifitas  Diit rendah serat  Kelemahan tonus otot 3. DIARE  Keluarnya feces cair dan meningkatnya frekuensi BAB akibat cepatnya chyme melewati usus besar Usus besar tidak mempunyai cukup waktu untuk menyerap air & elektrolit  Sign & Sympton : - Spasmodic - Nyeri atau kejang abdomen - Kadang disertai darah atau mucus - Kadang vomitus / nausea Bila berlangsung lama, dapat terjadi : - Malaise - Kelemahan DEHIDRASI - Kurus Etiologi • Intoleransi makanan & cairan • Stress psikis • Obat – obatan  antibiotik • Alergi • Penyakit2 kolon • Iritasi intestinal  Fisiologi : - Konstipasi - Penggunaan obat – obatan : barbiturate, penurunan ansietas, penurunan aktifitas intestinal. - Konsumsi makanan yang menghasilkan gas. - Efek anestesi.  Sign & Symptom : - Distensi intestinal & gaster - Pemeriksaan fisik  timpani - Rasa tidak nyaman di abdomen 4. HEMOROIDS  Pelebaran vena di daerah anus, sebagai akibat peningkatan tekanan didaerah tersebut.  Etiologi : - Konstipasi kronis - Peregangan maksimal saat defekasi - Kehamilan - obesitas  Sign & Symptom : - Rasa gatal - Rasa nyeri - Kadang2 perdarahan. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN ELIMINASI FECAL ASSESSMENT / PENGKAJIAN 1. Riwayat Keperawatan a. Pola Defekasi • Frekuensi/hari ? • Pernah berubah ? • Pola saat ini berubah ? • Apa penyebabnya ? b. Perilaku Defekasi  Penggunaan laksatif  Bagaimana cara mempertahankan pola  Gambaran klien ttg feces, warna, tekstur, bau, shape c. Diet  Menurut klien makanan yang mempengaruhi defekasi  Makanan yang biasa dimakan  Makanan yang dihindari  Makan teratur atau tidak d. Cairan  Jumlah & jenis minuman/hari e. Aktifitas - Kegiatan sehari – hari - Kegiatan yang spesifik f. Stress  Stress berkepanjangan atau pendek  Koping untuk nenghadapi atau bagaimana menerima g. Penggunaan medikasi  Penggunaan obat – obatan yang mempengaruhi saluran gastrointestinal h. Pembedahan atau penyakit yang menetap Pembedahan atau penyakit yang mempengaruhi saluran gastrointestinal. II. Pemeriksaan Fisik  Posisi supine, hanya bagian abdomen yang tampak. USUS 1) INSPEKSI - Simetris - Distensi - Gerak peristaltis - Permukaan perut 2) AUSKULTASI  Bising usus - Intensitas - Frekuensi - kualitas 3) PERKUSI - Distensi  cairan, massa, udara  Mulai dari bagian kanan atas dst >> jarum jam 4) PALPASI  Dangkal atau dalam, abdomen relaks - Daerah lembut atau keras. REKTUM & ANUS  Posisi Lithotomi / Sims 1) INSPEKSI  Daerah perianal : - Tanda2 inflamasi - Perubahan warna - Lesi : lecet, fistula, konsistensi, hemorrhoids 2) PALPASI  Dinding rectum - Nodul - Massa lokasi dan ukuran - Tenderness III. Pola Defekasi  Bowel training  Waktu defekasi  Jumlah feces IV. Feces  Konsistensi  Bentuk  Bau  Warna  Jumlah  Unsur abnormal dalam feces NURSING DIAGNOSIS Ggn eliminasi fecal : konstipasi b/d - Tidak adekuatnya aktifitas fisik / imobilisasi - Tidak adekuatnya diet serat - Tidak adekuatnya intake cairan - Penggunaan laxative secara rutin Ggn eliminasi fecal : diare b/d - Perubahan diet - Intoleransi makanan - Stress dan cemas Potensial ggn volume cairan b/d diare yang lama Potensial ggn integritas kulit b/d diare lama, bowel incontinence Bowel incontinence b/d - Kehilangan kontrol spincter sekunder terhadap gangguan neuromuscular - Menurunnya kesadaran terhadap keinginan defekasi PLANNING TUJUAN Klien akan : Memahami eliminasi yang normal Memahami kebutuhan cairan & makanan yang seimbang Mempertahankan integritas kulit Memperlihatkan kebiasaan defekasi teratur Memperlihatkan program latihan yang meningkat Memahami cara – cara mengurangi stress. INTERVENSI 1. Meningkatkan defekasi yang teratur  Privacy  Timing  Nutrisi dan cairan  Exercise  positioning 2. Memberi medikasi sesuai program - Cathartics  Laxative  membantu defekasi - Supositoria  Melembutkan feces  Membuang gas  Stimulasi “ nerve ending “ pada mukosa rectal - Anti diare  Protective  Absorpsi gas atau bahan toxic 3. Memberikan enema  Cairan dimasukkan kedlam rectum & colon sigmoid  Mengeluarkan feces dan flatus 4. Mengurangi flatulence  Hindari makanan yang mengandung gas  Anjurkan exercise  Ubah posisi  anjurkan ambulasi  Prosedur memasukkan rectal tube ke dalam rectum 5. Bowel training  Tentukan kebiasaan defekasi & faktor yang berpengaruh  Desain rencana dengan pasien : - Intake cairan 2500 – 3000 cc/hari - Tingkatkan diet serat - Tingkatkan minum air hangat - Tingkatkan exercise  Pertahankan kegiatan rutin - Selama 2 – 3 minggu - Beri cathartics, supositoria (dulcolax) 30’ sebelum waktu defekasi - Jika ada keinginan defekasi • Bantu klien ke kamar mandi atau gunakan bedpan • Catat waktu antara pemberian supositoria dengan keinginan defekasi  Perhatikan privacy selama defekasi  limit waktu 30 – 40’  Ajarkan klien bersandar pada pangkal paha  beri tekanan pada abdomen dan berusaha untuk defekasi  meningkatkan tekanan pada kolon  Beri feedback positif jika klien mampu defekasi. EVALUASI Pasien dapat mempertahankan diet tinggi serat secara adekuat Exercise secara teratur Intake cairan adekuat Pasien dapat mengontrol keinginana defekasi Defekasi sesuai pola Karakteristik feces normal Tidak terjadi gangguan integritas kulit Tidak terjadi distensi abdomen Bising usus normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar