Sebagian besar
masyarakat tahu jika mengonsumsi banyak garam akan meningkatkan kadar tekanan
darah. Tapi tak banyak yang tahu bahwa konsumsi garam berlebih juga bisa
menyebabkan kaki bengkak. Konsumsi garam berlebih memang menimbulkan banyak
dampak buruk bagi kesehatan seseorang seperti tekanan darah tinggi,
meningkatnya risiko aterosklerosis dan penyakit jantung.
Clevelend Clinic
menuturkan pembengkakan pada kaki bisa disebabkan oleh kondisi yang dikenal
sebagai edema. Kondisi ini terjadi ketika cairan tubuh terperangkap dalam ruang
di sekitar sel (ruang ekstraseluler).
Edema umumnya terjadi
pada kaki, pergelangan kaki dan betis karena gravitasi secara alami menarik
cairan turun ke daerah-daerah bawah. Karena itu kondisi ini sebagian besar
terjadi di daerah kaki.
Orang yang sering
mengonsumsi garam dengan kadar tinggi bisa menyebabkan kasus-kasus ringan dari
edema atau pembengkakan kaki, seperti diberitakan dariMayoClinic, Senin
(4/4/2011).
Asupan garam yang
tinggi membuat konsentrasi natrium dalam darah menjadi naik. Peningkatan kadar
natrium ini menyebabkan tubuh menahan air lebih banyak untuk membantu
mengencerkan natrium.
Kondisi ini membuat
volume darah meningkat dan memberikan tekanan ekstra pada pembuluh darah kecil
(kapiler) yang bisa menyebabkan kebocoran. Cairan yang bocor dari kapiler akan
masuk ke ruang ekstraseluler sehingga membuat tubuh menjadi bengkak.
Jika konsumsi garam
berlebih membuat kaki atau bagian tubuh bengkak, maka orang tersebut harus
mengurangi jumlah natrium yang dikonsumsi. Salah satu sumber utama natrium
berasal dari garam dapur, tapi bisa juga ditemukan dalam bentuk tambahan
makanan tertentu seperti monosodium glutamat, natrium bikarbonat, natrium
nitrat dan natrium benzoat.
Tapi jika kaki sudah
bengkak, maka cobalah mengangkat atau menjaga posisi kaki agar lebih tinggi
dari jantung untuk membantu mengalirkan cairan dan mengurangi pembengkakan
serta memperhatikan asupan natrium atau garam dalam makanannya.
Dalam hal mengonsumsi
garam, tirulah orang Eskimo, warga Dayak atau Indian Inca. Mereka nyaris tidak
makan garam, tapi tetap bisa hidup. Menu mereka cenderung hambar, namun tidak
ada yang kurang dalam kelangsungan kerja mesin tubuhnya. Dan memang seperti
itulah yang sesungguhnya tubuh kita butuhkan. Maka jangan sering masuk restoran
Cina atau India kalau lagi pantang garam. Menu asin terbentuk lebih karena
budaya orang urban manakala rasa enak garam dapur orang temukan. Budaya doyan
garam begini yang tanpa disadari telah merongrong ginjal orang-orang di dunia
untuk bekerja lebih keras membuang kelebihan natrium (sodium) dari garam yang
ditelan setiap hari. Padahal, tubuh tidak memerlukan garam sebanyak kebiasaan
budaya makan kita. Kita rata-rata menelan lima-enam kali lipat kebutuhan garam
tubuh dari menu harian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar