Selasa, 18 Juni 2013

Fakta Lain Dampak Negatif Kelebihan Konsumsi Garam, Waspada!




Sebagian besar masyarakat tahu jika mengonsumsi banyak garam akan meningkatkan kadar tekanan darah. Tapi tak banyak yang tahu bahwa konsumsi garam berlebih juga bisa menyebabkan kaki bengkak. Konsumsi garam berlebih memang menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan seseorang seperti tekanan darah tinggi, meningkatnya risiko aterosklerosis dan penyakit jantung.

Clevelend Clinic menuturkan pembengkakan pada kaki bisa disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai edema. Kondisi ini terjadi ketika cairan tubuh terperangkap dalam ruang di sekitar sel (ruang ekstraseluler).

Edema umumnya terjadi pada kaki, pergelangan kaki dan betis karena gravitasi secara alami menarik cairan turun ke daerah-daerah bawah. Karena itu kondisi ini sebagian besar terjadi di daerah kaki.


Orang yang sering mengonsumsi garam dengan kadar tinggi bisa menyebabkan kasus-kasus ringan dari edema atau pembengkakan kaki, seperti diberitakan dariMayoClinic, Senin (4/4/2011).

Asupan garam yang tinggi membuat konsentrasi natrium dalam darah menjadi naik. Peningkatan kadar natrium ini menyebabkan tubuh menahan air lebih banyak untuk membantu mengencerkan natrium.

Kondisi ini membuat volume darah meningkat dan memberikan tekanan ekstra pada pembuluh darah kecil (kapiler) yang bisa menyebabkan kebocoran. Cairan yang bocor dari kapiler akan masuk ke ruang ekstraseluler sehingga membuat tubuh menjadi bengkak.

Jika konsumsi garam berlebih membuat kaki atau bagian tubuh bengkak, maka orang tersebut harus mengurangi jumlah natrium yang dikonsumsi. Salah satu sumber utama natrium berasal dari garam dapur, tapi bisa juga ditemukan dalam bentuk tambahan makanan tertentu seperti monosodium glutamat, natrium bikarbonat, natrium nitrat dan natrium benzoat.

Tapi jika kaki sudah bengkak, maka cobalah mengangkat atau menjaga posisi kaki agar lebih tinggi dari jantung untuk membantu mengalirkan cairan dan mengurangi pembengkakan serta memperhatikan asupan natrium atau garam dalam makanannya.

Dalam hal mengonsumsi garam, tirulah orang Eskimo, warga Dayak atau Indian Inca. Mereka nyaris tidak makan garam, tapi tetap bisa hidup. Menu mereka cenderung hambar, namun tidak ada yang kurang dalam kelangsungan kerja mesin tubuhnya. Dan memang seperti itulah yang sesungguhnya tubuh kita butuhkan. Maka jangan sering masuk restoran Cina atau India kalau lagi pantang garam. Menu asin terbentuk lebih karena budaya orang urban manakala rasa enak garam dapur orang temukan. Budaya doyan garam begini yang tanpa disadari telah merongrong ginjal orang-orang di dunia untuk bekerja lebih keras membuang kelebihan natrium (sodium) dari garam yang ditelan setiap hari. Padahal, tubuh tidak memerlukan garam sebanyak kebiasaan budaya makan kita. Kita rata-rata menelan lima-enam kali lipat kebutuhan garam tubuh dari menu harian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar