A.
Pengertian
Filsafat
1.
Arti
Etimologi Pengertian Filsafat, kata filsafat bersal dari kata Yunani Filosofia
yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan.
Kata tersebut juga berasal dari istilah Yunani Philosofis, yang berasal dari
kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta dan
sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut maka muncullah istilah Inggris
philoshophy yang berarti cinta kepada kearifan atau kebijaksanaan.
2.
Konsep
Plato
Plato meberikan istilah filsafat dengan
dialektika yang berarti seni berdiskusi. Dikatakan demikian, karena filsafat
harus berlangsung sebagai upaya memberikan kritik terhadap berbagai pendapat
yang berlaku. Karena seorang filosof akan akan selalu mencari sebab-sebab dan
asas-asas yang penghabisan dari suatu benda atau obyek.
3.
Konsep
Cicero
Cicero menyebut filsafat sebagai ibu dari
semua seni (the mother of all the arts). Juga filsafat sebagai arts vitae yaitu
filsafat sebagai seni kehidupan.
4.
Konsep
al-Farabi (870-950)
Menurut al-Farabi filsafat adalah ilmu yang
menyelidiki tentang hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada. (al-ilmu
bil maujudaat bima hiya al-maujudaat).
5.
Konsep
Rene Descartes (1596-1650)
MenurutnyaMenurutnya, filsafat merupakan
kumpulan segala pengetahuan, di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikannya.
6.
Konsep
Francis Bacon (1561-1626)
Menurutnya, filsafat merupakan induk agung
dari ilmu-ilmu,Menurutnya, filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu, dan
filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.
7.
Konsep
John Dewey (1859)
Sebagai tokoh pragmatisme, menurtnya filsafat
haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia
secara terus menerus dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang
membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan
cita-cita politk yang baru dan yang tidak sejalan dengan wewenang yang diakui. Tegasnya,
filsafat merupakan suatu alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara
yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan. Dalam tulisannya yang terkenal my
paedagogic Creed, ia mengatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan bukan
persiapan untuk hidup.
B.
Filsafat
Sebagai ilmu
Dikatakan filsafat sebagai ilmu, karena di
dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah. Yaitu, bagaimanakah,
mengapakah, ke manakah dan apakah.
Pertanyan bagaimana untuk menanyakan
sifat-sifat yang dapat ditangkap atau yang tampak oleh indera. Jawaban atau
pengetahuan yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran).
Pertanyaan mengapa menayakan tentang
sebab (asal mula) suatu obyek. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya
bersifat kausalitas (sebab akibat).
Pertanyaan ke mana menanyakan apa yang
terjadi pada masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Jawaban yang
diperoleh ada tiga jenis pengetahuan;
1. Pengetahuan yang timbul dari hal-hal
yang selalu berulang-ulang (kebiasaan), yang nantinyapengetahuan tersebut dapat
dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa yang
akan terjadi.
2. Pengetahuan yang timbul dari pedoman
yang terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam hal ini, tidak dipermasalhkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai atau
tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum.
3. Pengetahuan yang timbul dari pedoman
yang dipakai (hukum) sebagai suatu yang dijadikan pegangan. Tegasnya,
pengetahuan yang diperoleh dari jawaban ke manakah adalah pengetahuan
yang bersifat normatif.
Pertanyaan apakah yang
menanyakan tentang hakikat atau inti mutlak dari suatu hal. Hakikat ini
sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya
dapat dimengerti oleh akal. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya sangat
umum, universal, abstrak.
Dengan demikian, kalau ilmu-ilmu lain
(selain filsafat)bergerak dari tidak tahu ke tahu, sedang ilmu filsafat
bergerak dari tidak tahu ke tahu selanjutnya ke hakekatnya.
C.
Filsafat
Sebagai Cara Berfikir
Berfikir secara filsafat dapat diartikan
sebagai berfikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berfikir secara
global/menyeluruh, atau berfikir dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan.
Berfikir yang demikian ini, sebagai upaya untuk dapat berfikir secara tepat dan
benar serta dapat dipetanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi syarat sbb;
1. Harus Sistematis
Sistematis
adalah masing-masing unsur saling berkaitan secara teratur dalam suatu
keseluruhan. Sistematika pemikiran seorang filosof banyak dipengaruhi oleh
keadaan dirinya, lingkungan, zamannya, pendidikan dan sistem pemikirannya.
2. Harus Konsepsional
Istilah
konsepsional berkaitan dengan ide (gambaran) atau gambaran yang melekat pada
akal pikiran yang berada dalam intelektual. Maksud dari konsepsional itu, upaya
untuk menyususn suatu bagan yang terkonsepsi dengan jelas. Karena, berfikir
secara filsafat sebenarnya berfikir tentang hal dan prosesnya.
3. Harus Koheren
Koheren
atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang
bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut di dalamnya mengandung
kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu uraian yang di dalamnya tidak memuat
kebenaran logis, uraian itu dikatakan tidak koheren/runtut.
4. Harus Rasional
Maksud
rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran
filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu sutau bentuk kebenaran
yang mempunyai kaidah-kaidah berfikir logis (logika).
5. Harus Sinoptik
Sinoptik
artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam
kebersamaan secara integral.
6. Harus mengarah kepada pandangan dunia
Maksudnya
adalah pemikiran filsafat sebagai upaya untuk memahami semua realitas kehidupan
dengan jalan menyusun suatu pandangan hidup, termasuk di dalamnya menerangkan
tentang dunia dan semu hal yang ada di dalamnya.
D.
Filsafat
Sebagai Pandangan Hidup
Karena, filsafat pada hakekatnya bersumber
pada hahekat kodrat pribadi manusia sebagai mahluk individu, mahluk sosial dan
mahluk Tuhan. Hal ini berarti bahwa filsafat mandasarkan pada penjelmaan
manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakekat manusia sebagai mahluk monodualisme
(manusia secara kodrat terdiri jiwa dan raga). Manusia sebagai sentral di
dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber bermacam-macam filsafat sbb;
1. Manusia dengan unnsur raganya dpt
melahirkan filsafat biologi.
2. Manusia dg unsur rasanya melahirkan
filsafat keindahan (estetika).
3. Manusia dg unsur monodualismenya
(jiwa dan raga) dpt melahirkan filsafat antropologi.
4. Manusia sbg mahluk Tuhan dapat
melahirkan filsafat ke-Tuhanan
5. Manusia sbg mahluk sosial dapat
melairkan filsafat sosial.
6. Manusia sbg mahluk yg berakal dapat
melahrkan filsafat berfikir (logika).
7. Manusia dgn kehendak baik dan
buruknya dapat melahirkan filsafat tingkah laku (etika/moral).
8. Manusia dg unsur jiwanya dapat
melahrkan filsafat psikologi.
9. Manusia dg semua aspek kehidupannya
dpt melahirkan filsafat nilai (aksiologi).
10. Manusia sbg warga negara dpt
melahrkan filsafat negara.
11. Manusia dg unsur kepercayaan pd
supranatural dpt melahirkan filsafat agama.
12. Manusia dg unsur kesehatannya dpt
melahirkan filsafat kesehatan, dll.
E.
Obyek
Materi dan Obyek Forma Filsafat
Obyek materi adalah hal atau bahan yang
diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan). Sedangkan obyek forma
adalah sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut
dipandang.
Obyek materi dan obyek forma filsafat apa?
Obyek materi filsfat adalah segala sesuatu yang ada. Ada di sini
memiliki tiga pengertian; 1. Ada dalam
kenyataan (dunia empiris) 2. Ada dalam fikiran (alam metafisik) dan 3. Ada
dalam kemungkinan.
Sementara, obyek forma filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh, radikal,dan obyektif tentang yang ada agar dapat
mencapai hakikatnya.
F.
Manfaat
mempelajari Filsafat
1. Harold H. Titus manfaat filsafat
upaya untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainya.Pengertian dan
kebijaksanaan (understanding and wisdom).
2. Dr. Oemar A.Hosein, Ilmu memberi kita
pengetahuan dan filsafat memeberi hikmah. Filsafat memeberikan kepuasan kepada
keinginan manusia akan pengetahuan yg tersusun dg tertib akan kebenaran.
3. S. Takdir Alisyahbana, filsafat dapt
memberikan ketenangan fikiran dan kemantapan hati sekalipun menghadapi maut.
Bagi manusia berfilsafat berarti; mengatur hidupnya seinsaf-insafnya,
senetral-netralnya dg perasaan tanggung jawab yg mendalam baik kepada Tuhan,
alam maupun kebenaran.
4. Manfaat belajar filsafat secara teori
al;
a. Agar terlatih berfikir serius
b. Agar mampu memahami filsafat
c. Agar mungkin menjadi filosof
d. Agar menjadi WNI yg baik.
5. Manfaat belajar filsafat secara
praktis;
a. Filsafat menolong mendidk, membangun
diri dg berfikir lebih mendalam mengenai kehidupan.
b. Filsafat memberikan kebiasaan dan
kepandaian utk melihat dan memecahkan persoalan dlm hidup sehari-hari.
c. Filsafat memberikan pandangan yg
luas, membendung akuisme dan aku-sentrisme dalam segala
hal.
d. Filsafat merupakan latihan utk
berfikir sendiri (tdk ikut-ikutan) dan mandiri dg cita-cita mencari kebenaran.
e. Filsafat memberikan dasar hidup utk
kita sendiri maupun utk pengembangan ilmu pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar