Selasa, 18 Juni 2013

FILSAFAT DAN LOGIKA



A.    Pengertian Filsafat
1.      Arti Etimologi Pengertian Filsafat, kata filsafat bersal dari kata Yunani Filosofia yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari istilah Yunani Philosofis, yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut maka muncullah istilah Inggris philoshophy yang berarti cinta kepada kearifan atau kebijaksanaan.
2.      Konsep Plato
Plato meberikan istilah filsafat dengan dialektika yang berarti seni berdiskusi. Dikatakan demikian, karena filsafat harus berlangsung sebagai upaya memberikan kritik terhadap berbagai pendapat yang berlaku. Karena seorang filosof akan akan selalu mencari sebab-sebab dan asas-asas yang penghabisan dari suatu benda atau obyek.

3.      Konsep Cicero
Cicero menyebut filsafat sebagai ibu dari semua seni (the mother of all the arts). Juga filsafat sebagai arts vitae yaitu filsafat sebagai seni kehidupan.
4.      Konsep al-Farabi (870-950)
Menurut al-Farabi filsafat adalah ilmu yang menyelidiki tentang hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada. (al-ilmu bil maujudaat bima hiya al-maujudaat).
5.      Konsep Rene Descartes (1596-1650)
MenurutnyaMenurutnya, filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
6.      Konsep Francis Bacon (1561-1626)
Menurutnya, filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu,Menurutnya, filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.
7.      Konsep John Dewey (1859)
Sebagai tokoh pragmatisme, menurtnya filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungkapan mengenai perjuangan manusia secara terus menerus dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politk yang baru dan yang tidak sejalan dengan wewenang yang diakui. Tegasnya, filsafat merupakan suatu alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan. Dalam tulisannya yang terkenal my paedagogic Creed, ia mengatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan bukan persiapan untuk hidup.

B.     Filsafat Sebagai ilmu
Dikatakan filsafat sebagai ilmu, karena di dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah. Yaitu, bagaimanakah, mengapakah, ke manakah dan apakah.
Pertanyan bagaimana untuk menanyakan sifat-sifat yang dapat ditangkap atau yang tampak oleh indera. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran).
Pertanyaan mengapa menayakan tentang sebab (asal mula) suatu obyek. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab akibat).
Pertanyaan ke mana menanyakan apa yang terjadi pada masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan;
1.      Pengetahuan yang timbul dari hal-hal yang selalu berulang-ulang (kebiasaan), yang nantinyapengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa yang akan terjadi.
2.      Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini, tidak dipermasalhkan apakah pedoman tersebut selalu dipakai atau tidak. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum.
3.      Pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu yang dijadikan pegangan. Tegasnya, pengetahuan yang diperoleh dari jawaban ke manakah adalah pengetahuan yang bersifat normatif.
Pertanyaan apakah yang menanyakan tentang hakikat atau inti mutlak dari suatu hal. Hakikat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban atau pengetahuan yang diperolehnya sangat umum, universal, abstrak.
Dengan demikian, kalau ilmu-ilmu lain (selain filsafat)bergerak dari tidak tahu ke tahu, sedang ilmu filsafat bergerak dari tidak tahu ke tahu selanjutnya ke hakekatnya.
C.     Filsafat Sebagai Cara Berfikir
Berfikir secara filsafat dapat diartikan sebagai berfikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berfikir secara global/menyeluruh, atau berfikir dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini, sebagai upaya untuk dapat berfikir secara tepat dan benar serta dapat dipetanggungjawabkan. Hal ini harus memenuhi syarat sbb;
1.      Harus Sistematis
Sistematis adalah masing-masing unsur saling berkaitan secara teratur dalam suatu keseluruhan. Sistematika pemikiran seorang filosof banyak dipengaruhi oleh keadaan dirinya, lingkungan, zamannya, pendidikan dan sistem pemikirannya.
2.      Harus Konsepsional
Istilah konsepsional berkaitan dengan ide (gambaran) atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual. Maksud dari konsepsional itu, upaya untuk menyususn suatu bagan yang terkonsepsi dengan jelas. Karena, berfikir secara filsafat sebenarnya berfikir tentang hal dan prosesnya.
3.      Harus Koheren
Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren atau runtut di dalamnya mengandung kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu uraian yang di dalamnya tidak memuat kebenaran logis, uraian itu dikatakan tidak koheren/runtut.
4.      Harus Rasional
Maksud rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu sutau bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah berfikir logis (logika).
5.      Harus Sinoptik
Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.
6.      Harus mengarah kepada pandangan dunia
Maksudnya adalah pemikiran filsafat sebagai upaya untuk memahami semua realitas kehidupan dengan jalan menyusun suatu pandangan hidup, termasuk di dalamnya menerangkan tentang dunia dan semu hal yang ada di dalamnya.

D.    Filsafat Sebagai Pandangan Hidup
Karena, filsafat pada hakekatnya bersumber pada hahekat kodrat pribadi manusia sebagai mahluk individu, mahluk sosial dan mahluk Tuhan. Hal ini berarti bahwa filsafat mandasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakekat manusia sebagai mahluk monodualisme (manusia secara kodrat terdiri jiwa dan raga). Manusia sebagai sentral di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber bermacam-macam filsafat sbb;
1.      Manusia dengan unnsur raganya dpt melahirkan filsafat biologi.
2.      Manusia dg unsur rasanya melahirkan filsafat keindahan (estetika).
3.      Manusia dg unsur monodualismenya (jiwa dan raga) dpt melahirkan filsafat antropologi.
4.      Manusia sbg mahluk Tuhan dapat melahirkan filsafat ke-Tuhanan
5.      Manusia sbg mahluk sosial dapat melairkan filsafat sosial.
6.      Manusia sbg mahluk yg berakal dapat melahrkan filsafat berfikir (logika).
7.      Manusia dgn kehendak baik dan buruknya dapat melahirkan filsafat tingkah laku (etika/moral).
8.      Manusia dg unsur jiwanya dapat melahrkan filsafat psikologi.
9.      Manusia dg semua aspek kehidupannya dpt melahirkan filsafat nilai (aksiologi).
10.    Manusia sbg warga negara dpt melahrkan filsafat  negara.
11.    Manusia dg unsur kepercayaan pd supranatural dpt melahirkan filsafat agama.
12.    Manusia dg unsur kesehatannya dpt melahirkan filsafat kesehatan, dll.
E.     Obyek Materi dan Obyek Forma Filsafat
Obyek materi adalah hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan). Sedangkan obyek forma adalah sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut dipandang.
Obyek materi dan obyek forma filsafat apa? Obyek materi filsfat adalah segala sesuatu yang ada. Ada di sini memiliki  tiga pengertian; 1. Ada dalam kenyataan (dunia empiris) 2. Ada dalam fikiran (alam metafisik) dan 3. Ada dalam kemungkinan.
Sementara, obyek forma filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal,dan obyektif tentang yang ada agar dapat mencapai hakikatnya.

F.      Manfaat mempelajari Filsafat
1.      Harold H. Titus manfaat filsafat upaya untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainya.Pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
2.      Dr. Oemar A.Hosein, Ilmu memberi kita pengetahuan dan filsafat memeberi hikmah. Filsafat memeberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yg tersusun dg tertib akan kebenaran.
3.      S. Takdir Alisyahbana, filsafat dapt memberikan ketenangan fikiran dan kemantapan hati sekalipun menghadapi maut. Bagi manusia berfilsafat berarti; mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dg perasaan tanggung jawab yg mendalam baik kepada Tuhan, alam maupun kebenaran.
4.      Manfaat belajar filsafat secara teori al;
a.       Agar terlatih berfikir serius
b.      Agar mampu memahami filsafat
c.       Agar mungkin menjadi filosof
d.      Agar menjadi WNI yg baik.
5.      Manfaat belajar filsafat secara praktis;
a.       Filsafat menolong mendidk, membangun diri dg berfikir lebih mendalam mengenai kehidupan.
b.      Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian utk melihat dan memecahkan persoalan dlm hidup sehari-hari.
c.       Filsafat memberikan pandangan yg luas, membendung akuisme dan aku-sentrisme dalam segala hal.
d.      Filsafat merupakan latihan utk berfikir sendiri (tdk ikut-ikutan) dan mandiri dg cita-cita mencari kebenaran.
e.       Filsafat memberikan dasar hidup utk kita sendiri maupun utk pengembangan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar