BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dewasa
ini banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang kesehatan, terutama di
negara kita Indonesia. Masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia sekarang ini
adalah tentang kurangnya pemeliharaan kesehatan yang efisien oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Sekarang ini, sebagian besar masyarakat Indonesia
tidak begitu mengerti dan paham tentang masalah kesehatan, karena mereka tidak
begitu memiliki wawasan yang luas tentang masalah kesehatan. Akibatnya banyak
masyarakat Indonesia yang terkena penyakit, karena dari kurangnya memperhatikan
kesehatan masyarakat di lingkungan mereka sendiri secara tidak langsung mereka
juga tidak memperhatikan masalah kesehatan tempat tinggal mereka. Karena
kurangnya memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan tempat tinggal
mereka banyak wabah penyakit yang mudah berkembang dilingkungan yang kurang
sehat. Sehingga banyak masyarakat Indonesia terutama yang berada didaerah
terpencil ini yang terkena penyakit. Karena banyaknya masyarakat di daerah
terpencil yang terkena penyakit dan mewabah ke daerah lainnya maka disebut juga
sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Vaksin maupun obat
untuk mencegah dan mengobati penyakit ini belum ditemukan, sehingga
penanggulangan yang paling efektif adalah pengendalian nyamuk vektor. Strategi
pengendalian vektor yang tepat harus dilakukan berdasarkan pengetahuan yang
benar tentang jenis vektor, bioekologi nyamuk sebagai vektor yang meliputi
perilaku berkembangbiak, istirahat dan menghisap darah. Tingkat kerawanan
penyebaran penyakit chikungunya di suatu wilayah dapat diprediksi berdasarkan
ketersediaan habitat dan kepadatan nyamuk Aedes spp. Daerah yang
mempunyai habitat potensial yang banyak, kepadatan populasi nyamuk akan besar
dan kemungkinan kejadian kasus chikungunya akan tinggi. Kepadatan populasi
nyamuk dialam tidak terlepas dari perilaku masyarakat berhubungan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Demam Chikungunya
di Indonesia
dilaporkan pertama kali di Samarinda
pada tahun 1973,
kemudian berjangkit di Kuala Tungkal,
Martapura,
Ternate,
Yogyakarta
(1983), Muara Enim (1999), selanjutnya berkembang ke
wilayah-wilayah lain. Awal 2001, kejadian luar biasa demam Chikungunya terjadi di Muara Enim,
Sumatera Selatan dan Aceh,disusul
Bogor dan
berdasarkan data
yang diperoleh, selama 3 tahun terakhir penyakit ini juga menyebar hampir di
seluruh kecamatan. Attack rate setiap tahun berturut-turut yaitu 1.35‰
(1328 orang) tahun 2008, 0.26‰ (260 orang) tahun 2009 dan bulan Januari sampai
Oktober tahun 2010 0.33‰ (331 orang). Kasus chikungunya terakhir terjadi pada
bulan September 2010 di Kelurahan Pasir Kuda dengan jumlah kasus sebanyak 41 orang
atau 2.96% Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi
(Jawa Barat),Purworejo
dan Klaten
(Jawa Tengah).(Depkes 2007)
Penyakit
chikungunya masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di kota-kota
besar.Khusus di Kota Bogor, penyakit ini juga merupakan suatu masalah kesehatan
masyarakat karena sering terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
B.Rumusan Masalah
Dari
Uraian diatas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1.
Bagaimana pemahaman petugas kesehatan
tentang penyakit chikungunya
2.
Bagimana pemahaman masyarakat tentang
Prognosis,cara pengobatan,pencegahan dan pengendalian chikungunya.
C.Tujuan Penulisan
a.
Tujuan Umum
Untuk mengatahui dan memahami apa itu
penyakit chikungunya.
b.
Tujuan khusus
Ø Untuk
memberikan masukan bagi petugas kesehatan apa itu penyakit chikungunya sehingga
dapat dijadikann acuan bila merawat pasien tersebut
Ø Untuk
memberikan informasi tentang penyakit chikungunya bagi masyarakat
D.Manfaat Penulisan
Hasil
Penulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan study
ilmu Keperawatan khususnya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bhakti
Husada Bengkulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar