Selasa, 18 Juni 2013

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN,KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA


A.      Konsep Dasar Infeksi
1.     Pengertian Infeksi
Infeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman pathogen atau mikroorganisme lain kedalam tubuh manusia sehingga menimbulkan gejala tertentu.
2.     Tanda-tanda Infeksi
Tanda infeksi lokal :
1.       Ruber atau kemerahan : tanda pertama yang terlihat pada daerah yang mengalami infeksi
2.       Kolor atau panas : merupakan sifat dari reaksi infeksi yang hanya terjadi pada permukaan tubuh
3.       Dolor atau rasa sakit dan nyeri : ini terjadi akibat Ph local atau kosentrasi local ion-ion tertentu yang dapat merangsang ujung-ujung syaraf
4.       Tumor atau bengkak : disebabkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan interstitial
5.       Fungsi laesa atau perubahan fungsi/ keterbatasan anggota gerak
      Tanda infeksi sistemik :
1.    Demam
2.    Malaise
3.    Anoreksia
4.    Mual
5.    Muntah
6.    Sakit kepala
7.    Diare


B.      Rantai Proses Infeksi
Proses klinis terjadinya infeksi ditentukan oleh 6 link yang membentuk rantai infeksi yang meliputi :
Ø  Agent infeksius (mikroorganisme)
Kemampuan mikro organism untuk menimbulkamn proses infeksi bergantung pada jumlah mikroorganisme yang masuk,virulensi dan poetensi mikroorganisme (patogenisitas), kemampuan mikroorganisme memasuki tubuh,kerentanan hospes dan kemampuan mikroorganisme untuk hidup dalam tubuh hospes.
Mikroorganisme pada kulit dan membrane mukosa dikelompokan dalam 2 golongan :
1.       Flora residen (Penetap)
Terdiri atas mikroorganisme yang jenisnya relative stabil dan biasanya ditmukan pada area tertentu dalam tubuh,bila terganggu mikroorganisme ini akan tumbuh kembali dengan segera,flora ini berperan dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi normal bagian tubuh tertentu.
2.       Flora transien (Sementara)
Terdiri dari mikroorganisme non pathogen atau potensial pathogen,mendiami kulit atau membrane mukosa selama beberapa jam,hari atau minggu.keberadaan flora ini tidak begitu berarti apabila flora penghuni normal tetap utuh,bila flora normal terganggu mikroorganisme sementara ini akan berkoloni dan menimbulkan penyakit
Ø Resevoir (sumber infeksi)
Reservoir atau sumber mikroorganisme diantaranya adalah manusia, tanaman, hewan, lingkumgan dan mikroorganisme klien sendiri.
Pada tubuh manusia paling banyak ditemukan dikulit,saluran pernapasan,mulut,alat kelamin (vagina),kolon dan uretra bagian bawah. Sedangkan di lingkungan mikroorganisme dapat berasaldari makanan,air, feses atau objek tertentu seperti botol suction.
Ø Pintu keluar (portal of exit)
Sebelum menyebabkan infeksi pada tubuh hospes mikroorganisme terlebih dahulu harus meninggalkan reservoir.berikut tabel reservoir pada tubuh manusia :

Area Tubuh
Organisme Infeksius
Jalur Keluar
Saluran Pernapasan



Saluran Perkemihan


Saluran Pencernaan


Saluran Reproduksi




Darah




Jaringan
Virus parainfluensa
Staphylococcus tubercolosis
Mycobacterium tuberculosis

Enterokokusescherichiacoli
Pseodomonasaerogenusa

Virus Hepatitis A
Spesies salmonella

Neiseria gonorrhoeae
Treponema pallidum
Herves simplek type 2
Virus hepatitis B

Virus hepatitis B
Virus HIV
Staphyloccocus aureus
Staphyloccocus epidermidis

Staphyloccocus aureus
Escheria colli
Spesies proteus
Streptoccocus beta-hemolitik
Hidung atau mulut saat bersin,batuk,bernapas atau berbicara

Meatus uretra


Mulut,Saliva, muntahan, anus,feses dan ostomi

Vagina, Rabas vagina, meatus uretra, semen urin



Luka terbuka,area tusukan jarum,setiap kerusakan kulit yang utuh atau membrane mukosa

Draenase dari luka


Ø Metode penyebaran
Setelah meninggalkan reservoir  mikroorgasnisme memerlukan sarana untuk masuk kedaam tubuh hospes.secara umum ada 3 mekanisme penyebaran :
1.     Penyebaran langsung
Perpindahan mikroorganisme secara langsung dan segera dari satu individu ke individu lain,melalui sentuhan,gigitan,ciuman,hub seks (mis virus herpes zoster)
2.     Penyebaran tak langsung
Perpindahan mikroorganisme dengan bantuan media atau vector
-                 Penyebaran melalui media, media disini adalahsetiap sustansi atau benda  yang dapat menjadi perantara masuknya mikroorganisme kedalam hospes yang rentan, media tersebut adalah pakaian kotor,mainan, peralatan masak, makanan,minuman dll.
-                 Penyebaran melalui vector, vector adalah hewanatau serangga yang bertindak sebagai perantara penyebaran agens,misalnya tikus,nyamuk dll
3.Tranmisi udara
Penyebaran mikroorganisme dapat berlangsung melalui droplet atau debu yang kemudian masuk kedalam tubuh manusia melalui pintu masuk.
Ø Pintu masuk (Portal of entry)
Infeksi dapat terjadi setelah mikroorganisme berhasil masuk kedalam tubuh hospes, biasanya mikoorganisme masuk kedalam tubuh hospes melalui rute yang sama saat keluar dari reservoir.
Ø Hospes yang rentan
Hospes yang rentan adalah setiap individu yang beresiko mengalami infeksi, tingkat resistensi individu terhadap kuman pathogen dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu stress







Gambar rantai infeksi

1
Agens etiologi
(mikroorganism)


2
Reservoir
(sumber)
5
Pintu masuk menuju hospes yang rentan
4
Metode transmisi

3
Pintu keluar dari reservoir
6
Hospes yang rentan
 




















C.      Cara Penularan Mikro organisme
Beberapa cara penularan/ penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh :
1.          Kontak tubuh : Kuman masuk kedalam tubuh melalui penyebaran secara langsung, maupun tidak langsung.misalnya: sentuhan dengan kulit, edangkan secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi.
2.          Makanan dan minuman : hal ini akibat dari kontaminasi, misalnya penyakit typus abdominalis, penyakit cacing dll
3.          Serangga : Misalnya penyakit yang ditularkan melalui perantara nyamuk,lalat, kecoa dll
4.          Udara : Umumnya yang ditularkan melalui udara adalah penyakit sisti pernapasan.
D.      Faktor yang mempengaruhi proses infeksi
Ø  Sumber penyakit
Ø  Kuman penyebab
Ø  Cara penularan
Ø  Cara masuknya kuman
Ø  Daya tahan tubuh/ hospes yang rentan
Kerentanan tubuh hospes dipengaruhi beberapa hal seperti :
-          Usia: bayi dan lansia memiliki pertahanan tubuh rendah terhadap infeksi.
-          Hereditas :sebagian orang factor hereditas berpengaruh terhadap infeksi, misalnya kelainan bawaan  seperti rendahnya immunoglobulin serum.
-          Status imunisasi : Lengkap tidaknya iminisasi seseorang berpengaruh terhadap perkembangan infeksi.
-          Terapy yang dijalani : Sebagian terapy medis berpengaruh terhadap infeksi seperti terapi radiasi atau kemoterapi.
-          Status nutrisi : Kekebalan tubuh juga tergantung pada status gizi yang baik karena antibody adalah protein,maka status gizi yang burukdapat mengganggu kemampuan tubuh menyintesis antibody.
-          Kelelahan : kondisi lelah dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga individu dapat menjadi rentan.
-          Stress : kondisi stress dapat meningkan kadar kortison dalam darah, peningkatan kortison dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan respon anti inflamasi,kelelhan dan penurunan daya than tubuh.

E.       Sterilisasi dan Desinfeksi
v  Sterilisasi merupakan tindakan membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada alat-alat perwatan dan kedokteran dengan car merebus, panas tinggi atau menggunakan bahan kimia. Adapun yang perlu diperhatikan saat melakukan sterilisasi adalah :
ü  Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai
ü  Peralatan harus bersih dan masih berfungsi
ü  Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang mencantumkan nama, jenis alat, jumlah serta tanggal dan jam sterilisasi
ü  Peralatan harus disusun sedemikian rupa sehingga semuabagian alat dapat disterilkan
ü  Jangan menambah peralatan lain kedalam sterilisator sebelum proses sterilsai selesai
ü  Peralatan yang steril harus dipindahkan dengan menggunakan alat yang steri (korentang steril)
ü  Saat mendinginkan alat steril jangan menbuka bungkusnya
ü  Bila peralatan terbuka harus disterikan kembali
v  Desinfeksi
Desinfeksi adalah tindakan membunuh juman pathogen dan apatogen tanpa disertai sporanya pada alat perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan dengan menggunakan bahan desinfektan,mencuci, mengoles, merendam dan menjemur. Adapun tujuan desinfeksi adalah mencegah terjadinya infeksi pada tindakan invasif (missal pada pemasangan kateter,infuse dll)
Langkah-langkah desinfeksi  dilakukan dengan :
ü  Mencuci : dengan sabun kemudian dibersikan dan dibasahi dengan alcohol, luka dibersikan dengan betadine,vulva dibersihkan dengan sublimat dll
ü  Merendam : tangan atau alat perawatan direndam dalam larutan lisol
ü  Menjemur : alat tenun,kasur,bantal dll dijemur dibawah inar matahari

F.       Pencegahan infeksi
Secara umum mencegah penyebaran dan perluasan infeksi sangat penting dilakukan agar kita dapat memutus mata rantainya,upaya pencegahan infeksi dan pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan melalui kegiatan promotif (penyuluhan kesehatan), preventif (perbaiakan gizi,personal hygiene,kebersihan lingkungan,imunisasi), curatif (pengobatan agar tidak menular kepada individu lain) dan rehabilitatif.
Adapun tanggung jawab kita sebagai perawat dalam mencegah infeksi adalah
Ø  Mendidik individu agar terhindar dari infeksi dengan :
ü  Memperkuat daya tahan tubuh melalui iminisasi,perbaikan nutrisi,itirahat dan tidur yang cukup,mengindari stress.
ü  Mendorong individu melakukan hiegene personal dengan membiasakan diri mandi, gosok gigi dan cuci tangan secara benar.
Ø  Membiasakan mencuci tangan dengan tujuan untuk membunuh mikro organism yang terdapat pada tangan yang mungkin dapat berpindah kepada klien, pengunjung, peralatan dan tenaga kesehatan lain.Adapun waktu cuci tangan bagi perawat :
ü  Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
ü  Sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan
ü  Sebelum dan sesudah menyediakan makanan dan menyuapi klien
ü  Sebelum menyiapkan obat
ü  Sebelum menyentuh alat yang steril
ü  Setelah menyentuh alat yang terkontaminasi
ü  Awal dan akhir dari perawatan diruang persalinan dll
G.      Asuhan Keperawatan Klien Dengan Masalah Infeksi
1.       Pengkajian
Ø  Riwayat keperawatan
Pada pengkajian riwayat keperawatan, perawat mengkaji semua keluhan klien yang menujukan adanya infeksi serta sejauh mana klien beresiko mengalami infeksi, pengkajian tersebut meliputi :
-          Riwayat imunisasi
-          Riwayat infeksi akut atau kronis (gambaran spesifik, kaitan antara tanda dan gejala infeksi, frekwensi dan durasi infeksi
-          Terapi yang sedang dijalani
-          Stresor emosional (ekspresi verbal, non verbal dan gaya hidup)
-          Proses penyakit yang terlihatpada klien dan keluhan fisik
-          Status nutrisi (gizi tidak seimbang)
Ø  Pemeriksaan fisik
Tanda dan gejala infeksi bervariasi menurut area tubuh yang terkena,secara umumada dua jenis infeksi yaitu :
-          Infeksi lokal,infeksi ini terjadi sebatas pada kulit dan membrane mukosa dengan tanda-tanda meliputi bengkak, kemerahan, nyeri, panas dan gangguan fungsi gerak.
-          Infeksi sistemik, infeksi ini terjadi di seluruh tubuh tanda-tandanya meliputi demam, peningkatan frekwensi nadi dan pernapasan, malaise, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, pembesaran kelenjar di area infeksi
Ø  Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang berupa data laboratorium yang menunjukan adanya infeksi yang meliputi : peningkatan leokosit, peningkatan LED dll
2.       Penetapan Diagnosis
Diagnosis keperawatan untuk masalah yang terkait dengan penyebaran mikro organism adalah eiko infeksi, yakni kondisi ketika individu berisiko tinggi terinvasi mikro organism pathogen,contoh yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut adalah Potensial konplikasi infeksi; demam,nyeri akut, hambatan interaksi sosial atau isolasi sosial.
3.       Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama asuhan keperawatan pada klien yang rentan mengalami infeksi adalah mempertahankan atau mengembalikan daya tahan tubuh, mencegah penyebaran infeksi, serta mengurangi atau mengatasi masalah yang terkait dengan infeksi.
Ø  Diagnosa perawatan
Resiko infeksi yang berhubungan dengan :
-          Gangguan pertahanan hospes skunder akibat penyakit kronis
-          Gangguan sirkulasi skunder akibat obesitas,penyakit vaskuler perifer
-          Area invasi organisme skunder akibat pembedahan, infuse, pemberian makanan enteral, trauma, priode pasca partum, area yang lembab dan hangat
-          Kontak dengan agens menular
-          Meningkatnya kerentanan skunder akibat rendahnya imunitas,kondisi yang lemah, penurunan respons imun dan penyakit kronis
Ø  Kriteria hasil
Individu akan menyebutkan faktor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan kewaspadaan yang dibutuhkan
Ø  Intervensi umum
-          Kaji adanya faktor prediktif (mis: pembedahan abdomen, torak, pembadahan lebih dari 2 jam ,instrumentasi pemasangan ventilator, nebulizer, suction, trakeostomi, anestesi, dll.
-          Kaji adanya faktor penyulit ( mis:usia kurang dari satu tahun atau lebih dari 65 tahun, obesitas, status, penyakit utama, seperti DM, PPOK, dll.
-          Identifikasi individu, yang beresiko  tinggi mengalalami infeksi (mempunyai satu atau lebih factor pengganggu dan satu atau lebih factor prediktif)
-          Kurangi resiko masuknya organisme ke dalam tubuh individu
ü  Jelaskan pada klien dan keluarga tentang tindakan aseptic yang tepat
ü  Jelaskan pada klien dan keluarga tentang reiko perkembangan infeksi
ü  Kaji status nutrisi klien guna memberikan asupan protein dan kalori yang sesuai untuk penyembuhan
-          Lindungi individu yang mengalami imunodevisiensi dari infeksi
-          Lakukan penyuluhan kesehatn dan rujukan sesuai indikasi
Ø  Rasionalisasi
-          Faktor prediktif (predictor) adalah faktor Terkontrol yang sudah teridentifikasi mampu meningkatkan resiko infeksi dengan mengganggu atau menurunkan pertahanan hospes.
-          Faktor penyulit dapat memperbesar risiko infeksi, faktor tersebut tidak benar-benar dapat di control selamahospitalisasi, namun dapat menyebabkan risiko pridiktif pada individu.
-          Perubahan kecil pada tanda-tanda vital merupakan tanda awal infeksi, terutama sekali demam

-          Perawat harus menggunakan tindakan kewaspadaan pada saat menangani darah dan cairan tubuh yang berasal dari semua klien untuk melindungi diri dari pajanan organism penyebab infeksi :
ü  Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien atau specimen
ü  Mencuci tangan dapat mengurangi resiko kontaminasi silang
-          Untuk memperbaikan kondisi jaringan, tubuh membutuhkan asupan protein dan karbohidrat yang adekuat untuk transport vascular oksigen dan zat-zat sisa

Ø  Implementasi
-          Mengkaji adanya faktor prediktif
-          Mengkaji adanya faktor penyulit
-          Mengidentifikasi individu yang beresiko tinggi mengalami infeksi
-          Mengurangi resiko masuknya organism kedalam tubuh individu
-          Melindungi individu yang mengalami imunodevisiensi dari infeksi
-          Melakukan penyuluhan kesehatan
Ø  Evaluasi
-          Dapat menjelaskan metode penularan infeksi
-          Dapat mendemontrasikan tehnik cuci tangan yang benar saat pulang
-          Dapat menjelaskan peranan nutrisi dalam mencegah infeksi


download  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar