A. Konsep Dasar Infeksi
1. Pengertian Infeksi
Infeksi
adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman pathogen atau mikroorganisme
lain kedalam tubuh manusia sehingga menimbulkan gejala tertentu.
2. Tanda-tanda Infeksi
Tanda
infeksi lokal :
1. Ruber atau kemerahan : tanda
pertama yang terlihat pada daerah yang mengalami infeksi
2. Kolor atau panas : merupakan
sifat dari reaksi infeksi yang hanya terjadi pada permukaan tubuh
3. Dolor atau rasa sakit dan nyeri
: ini terjadi akibat Ph local atau kosentrasi local ion-ion tertentu yang dapat
merangsang ujung-ujung syaraf
4. Tumor atau bengkak : disebabkan
oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan
interstitial
5. Fungsi laesa atau perubahan
fungsi/ keterbatasan anggota gerak
Tanda infeksi sistemik :
1. Demam
2. Malaise
3. Anoreksia
4. Mual
5. Muntah
6. Sakit kepala
7. Diare
B.
Rantai Proses Infeksi
Proses klinis terjadinya
infeksi ditentukan oleh 6 link yang
membentuk rantai infeksi yang meliputi :
Ø
Agent
infeksius (mikroorganisme)
Kemampuan
mikro organism untuk menimbulkamn proses infeksi bergantung pada jumlah mikroorganisme
yang masuk,virulensi dan poetensi mikroorganisme (patogenisitas), kemampuan mikroorganisme
memasuki tubuh,kerentanan hospes dan kemampuan mikroorganisme untuk hidup dalam
tubuh hospes.
Mikroorganisme
pada kulit dan membrane mukosa dikelompokan dalam 2 golongan :
1. Flora residen (Penetap)
Terdiri
atas mikroorganisme yang jenisnya relative stabil dan biasanya ditmukan pada
area tertentu dalam tubuh,bila terganggu mikroorganisme ini akan tumbuh kembali
dengan segera,flora ini berperan dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi
normal bagian tubuh tertentu.
2. Flora transien (Sementara)
Terdiri
dari mikroorganisme non pathogen atau potensial pathogen,mendiami kulit atau
membrane mukosa selama beberapa jam,hari atau minggu.keberadaan flora ini tidak
begitu berarti apabila flora penghuni normal tetap utuh,bila flora normal
terganggu mikroorganisme sementara ini akan berkoloni dan menimbulkan penyakit
Ø
Resevoir
(sumber infeksi)
Reservoir atau
sumber mikroorganisme diantaranya adalah manusia, tanaman, hewan, lingkumgan
dan mikroorganisme klien sendiri.
Pada tubuh manusia
paling banyak ditemukan dikulit,saluran pernapasan,mulut,alat kelamin
(vagina),kolon dan uretra bagian bawah. Sedangkan di lingkungan mikroorganisme
dapat berasaldari makanan,air, feses atau objek tertentu seperti botol suction.
Ø
Pintu
keluar (portal of exit)
Sebelum
menyebabkan infeksi pada tubuh hospes mikroorganisme terlebih dahulu harus
meninggalkan reservoir.berikut tabel reservoir pada tubuh manusia :
Area Tubuh
|
Organisme Infeksius
|
Jalur Keluar
|
Saluran Pernapasan
Saluran Perkemihan
Saluran Pencernaan
Saluran Reproduksi
Darah
Jaringan
|
Virus parainfluensa
Staphylococcus
tubercolosis
Mycobacterium
tuberculosis
Enterokokusescherichiacoli
Pseodomonasaerogenusa
Virus Hepatitis A
Spesies salmonella
Neiseria
gonorrhoeae
Treponema pallidum
Herves simplek type
2
Virus hepatitis B
Virus hepatitis B
Virus HIV
Staphyloccocus
aureus
Staphyloccocus
epidermidis
Staphyloccocus
aureus
Escheria colli
Spesies proteus
Streptoccocus
beta-hemolitik
|
Hidung atau mulut
saat bersin,batuk,bernapas atau berbicara
Meatus uretra
Mulut,Saliva,
muntahan, anus,feses dan ostomi
Vagina, Rabas
vagina, meatus uretra, semen urin
Luka terbuka,area
tusukan jarum,setiap kerusakan kulit yang utuh atau membrane mukosa
Draenase dari luka
|
Ø
Metode
penyebaran
Setelah
meninggalkan reservoir mikroorgasnisme
memerlukan sarana untuk masuk kedaam tubuh hospes.secara umum ada 3 mekanisme
penyebaran :
1. Penyebaran langsung
Perpindahan
mikroorganisme secara langsung dan segera dari satu individu ke individu
lain,melalui sentuhan,gigitan,ciuman,hub seks (mis virus herpes zoster)
2. Penyebaran tak langsung
Perpindahan
mikroorganisme dengan bantuan media atau vector
-
Penyebaran
melalui media, media disini adalahsetiap sustansi atau benda yang dapat menjadi perantara masuknya
mikroorganisme kedalam hospes yang rentan, media tersebut adalah pakaian
kotor,mainan, peralatan masak, makanan,minuman dll.
-
Penyebaran
melalui vector, vector adalah hewanatau serangga yang bertindak sebagai
perantara penyebaran agens,misalnya tikus,nyamuk dll
3.Tranmisi udara
Penyebaran
mikroorganisme dapat berlangsung melalui droplet atau debu yang kemudian masuk
kedalam tubuh manusia melalui pintu masuk.
Ø
Pintu
masuk (Portal of entry)
Infeksi
dapat terjadi setelah mikroorganisme berhasil masuk kedalam tubuh hospes,
biasanya mikoorganisme masuk kedalam tubuh hospes melalui rute yang sama saat
keluar dari reservoir.
Ø
Hospes
yang rentan
Hospes
yang rentan adalah setiap individu yang beresiko mengalami infeksi, tingkat
resistensi individu terhadap kuman pathogen dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu stress
Gambar rantai infeksi
1
Agens etiologi
(mikroorganism)
|
2
Reservoir
(sumber)
|
5
Pintu masuk menuju hospes
yang rentan
|
4
Metode transmisi
|
3
Pintu keluar dari
reservoir
|
6
Hospes yang rentan
|
C.
Cara Penularan Mikro organisme
Beberapa cara penularan/
penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh :
1.
Kontak
tubuh : Kuman masuk kedalam tubuh melalui penyebaran secara langsung, maupun
tidak langsung.misalnya: sentuhan dengan kulit, edangkan secara tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi.
2.
Makanan
dan minuman : hal ini akibat dari kontaminasi, misalnya penyakit typus
abdominalis, penyakit cacing dll
3.
Serangga
: Misalnya penyakit yang ditularkan melalui perantara nyamuk,lalat, kecoa dll
4.
Udara
: Umumnya yang ditularkan melalui udara adalah penyakit sisti pernapasan.
D.
Faktor yang mempengaruhi proses
infeksi
Ø
Sumber
penyakit
Ø
Kuman
penyebab
Ø
Cara
penularan
Ø
Cara
masuknya kuman
Ø
Daya
tahan tubuh/ hospes yang rentan
Kerentanan
tubuh hospes dipengaruhi beberapa hal seperti :
-
Usia:
bayi dan lansia memiliki pertahanan tubuh rendah terhadap infeksi.
-
Hereditas
:sebagian orang factor hereditas berpengaruh terhadap infeksi, misalnya
kelainan bawaan seperti rendahnya
immunoglobulin serum.
-
Status
imunisasi : Lengkap tidaknya iminisasi seseorang berpengaruh terhadap
perkembangan infeksi.
-
Terapy
yang dijalani : Sebagian terapy medis berpengaruh terhadap infeksi seperti
terapi radiasi atau kemoterapi.
-
Status
nutrisi : Kekebalan tubuh juga tergantung pada status gizi yang baik karena
antibody adalah protein,maka status gizi yang burukdapat mengganggu kemampuan
tubuh menyintesis antibody.
-
Kelelahan
: kondisi lelah dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga individu dapat
menjadi rentan.
-
Stress
: kondisi stress dapat meningkan kadar kortison dalam darah, peningkatan
kortison dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penurunan respon anti
inflamasi,kelelhan dan penurunan daya than tubuh.
E.
Sterilisasi dan Desinfeksi
v
Sterilisasi
merupakan tindakan membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada
alat-alat perwatan dan kedokteran dengan car merebus, panas tinggi atau
menggunakan bahan kimia. Adapun yang perlu diperhatikan saat melakukan
sterilisasi adalah :
ü
Sterilisator
harus dalam keadaan siap pakai
ü
Peralatan
harus bersih dan masih berfungsi
ü
Peralatan
yang dibungkus harus diberi label yang mencantumkan nama, jenis alat, jumlah
serta tanggal dan jam sterilisasi
ü
Peralatan
harus disusun sedemikian rupa sehingga semuabagian alat dapat disterilkan
ü
Jangan
menambah peralatan lain kedalam sterilisator sebelum proses sterilsai selesai
ü
Peralatan
yang steril harus dipindahkan dengan menggunakan alat yang steri (korentang
steril)
ü
Saat
mendinginkan alat steril jangan menbuka bungkusnya
ü
Bila
peralatan terbuka harus disterikan kembali
v
Desinfeksi
Desinfeksi
adalah tindakan membunuh juman pathogen dan apatogen tanpa disertai sporanya
pada alat perawatan dan kedokteran atau permukaan jaringan dengan menggunakan
bahan desinfektan,mencuci, mengoles, merendam dan menjemur. Adapun tujuan
desinfeksi adalah mencegah terjadinya infeksi pada tindakan invasif (missal
pada pemasangan kateter,infuse dll)
Langkah-langkah
desinfeksi dilakukan dengan :
ü
Mencuci
: dengan sabun kemudian dibersikan dan dibasahi dengan alcohol, luka dibersikan
dengan betadine,vulva dibersihkan dengan sublimat dll
ü
Merendam
: tangan atau alat perawatan direndam dalam larutan lisol
ü
Menjemur
: alat tenun,kasur,bantal dll dijemur dibawah inar matahari
F.
Pencegahan infeksi
Secara umum mencegah penyebaran
dan perluasan infeksi sangat penting dilakukan agar kita dapat memutus mata
rantainya,upaya pencegahan infeksi dan pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan
melalui kegiatan promotif (penyuluhan kesehatan), preventif (perbaiakan
gizi,personal hygiene,kebersihan lingkungan,imunisasi), curatif (pengobatan
agar tidak menular kepada individu lain) dan rehabilitatif.
Adapun tanggung jawab kita
sebagai perawat dalam mencegah infeksi adalah
Ø
Mendidik
individu agar terhindar dari infeksi dengan :
ü
Memperkuat
daya tahan tubuh melalui iminisasi,perbaikan nutrisi,itirahat dan tidur yang
cukup,mengindari stress.
ü
Mendorong
individu melakukan hiegene personal dengan membiasakan diri mandi, gosok gigi
dan cuci tangan secara benar.
Ø
Membiasakan
mencuci tangan dengan tujuan untuk membunuh mikro organism yang terdapat pada
tangan yang mungkin dapat berpindah kepada klien, pengunjung, peralatan dan
tenaga kesehatan lain.Adapun waktu cuci tangan bagi perawat :
ü
Sebelum
dan sesudah kontak dengan klien
ü
Sebelum
dan sesudah melakukan tindakan perawatan
ü
Sebelum
dan sesudah menyediakan makanan dan menyuapi klien
ü
Sebelum
menyiapkan obat
ü
Sebelum
menyentuh alat yang steril
ü
Setelah
menyentuh alat yang terkontaminasi
ü
Awal
dan akhir dari perawatan diruang persalinan dll
G.
Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Masalah Infeksi
1. Pengkajian
Ø
Riwayat
keperawatan
Pada
pengkajian riwayat keperawatan, perawat mengkaji semua keluhan klien yang
menujukan adanya infeksi serta sejauh mana klien beresiko mengalami infeksi,
pengkajian tersebut meliputi :
-
Riwayat
imunisasi
-
Riwayat
infeksi akut atau kronis (gambaran spesifik, kaitan antara tanda dan gejala
infeksi, frekwensi dan durasi infeksi
-
Terapi
yang sedang dijalani
-
Stresor
emosional (ekspresi verbal, non verbal dan gaya hidup)
-
Proses
penyakit yang terlihatpada klien dan keluhan fisik
-
Status
nutrisi (gizi tidak seimbang)
Ø
Pemeriksaan
fisik
Tanda
dan gejala infeksi bervariasi menurut area tubuh yang terkena,secara umumada
dua jenis infeksi yaitu :
-
Infeksi
lokal,infeksi ini terjadi sebatas pada kulit dan membrane mukosa dengan
tanda-tanda meliputi bengkak, kemerahan, nyeri, panas dan gangguan fungsi
gerak.
-
Infeksi
sistemik, infeksi ini terjadi di seluruh tubuh tanda-tandanya meliputi demam,
peningkatan frekwensi nadi dan pernapasan, malaise, anoreksia, mual, muntah,
sakit kepala, pembesaran kelenjar di area infeksi
Ø
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
penunjang berupa data laboratorium yang menunjukan adanya infeksi yang meliputi
: peningkatan leokosit, peningkatan LED dll
2. Penetapan Diagnosis
Diagnosis
keperawatan untuk masalah yang terkait dengan penyebaran mikro organism adalah
eiko infeksi, yakni kondisi ketika individu berisiko tinggi terinvasi mikro
organism pathogen,contoh yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut adalah Potensial
konplikasi infeksi; demam,nyeri akut, hambatan interaksi sosial atau isolasi
sosial.
3. Perencanaan dan Implementasi
Tujuan
utama asuhan keperawatan pada klien yang rentan mengalami infeksi adalah
mempertahankan atau mengembalikan daya tahan tubuh, mencegah penyebaran
infeksi, serta mengurangi atau mengatasi masalah yang terkait dengan infeksi.
Ø
Diagnosa
perawatan
Resiko
infeksi yang berhubungan dengan :
-
Gangguan
pertahanan hospes skunder akibat penyakit kronis
-
Gangguan
sirkulasi skunder akibat obesitas,penyakit vaskuler perifer
-
Area
invasi organisme skunder akibat pembedahan, infuse, pemberian makanan enteral,
trauma, priode pasca partum, area yang lembab dan hangat
-
Kontak
dengan agens menular
-
Meningkatnya
kerentanan skunder akibat rendahnya imunitas,kondisi yang lemah, penurunan
respons imun dan penyakit kronis
Ø
Kriteria
hasil
Individu
akan menyebutkan faktor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan kewaspadaan
yang dibutuhkan
Ø
Intervensi
umum
-
Kaji
adanya faktor prediktif (mis: pembedahan abdomen, torak, pembadahan lebih dari
2 jam ,instrumentasi pemasangan ventilator, nebulizer, suction, trakeostomi,
anestesi, dll.
-
Kaji
adanya faktor penyulit ( mis:usia kurang dari satu tahun atau lebih dari 65
tahun, obesitas, status, penyakit utama, seperti DM, PPOK, dll.
-
Identifikasi
individu, yang beresiko tinggi
mengalalami infeksi (mempunyai satu atau lebih factor pengganggu dan satu atau
lebih factor prediktif)
-
Kurangi
resiko masuknya organisme ke dalam tubuh individu
ü
Jelaskan
pada klien dan keluarga tentang tindakan aseptic yang tepat
ü
Jelaskan
pada klien dan keluarga tentang reiko perkembangan infeksi
ü
Kaji
status nutrisi klien guna memberikan asupan protein dan kalori yang sesuai
untuk penyembuhan
-
Lindungi
individu yang mengalami imunodevisiensi dari infeksi
-
Lakukan
penyuluhan kesehatn dan rujukan sesuai indikasi
Ø
Rasionalisasi
-
Faktor
prediktif (predictor) adalah faktor Terkontrol yang sudah teridentifikasi mampu
meningkatkan resiko infeksi dengan mengganggu atau menurunkan pertahanan
hospes.
-
Faktor
penyulit dapat memperbesar risiko infeksi, faktor tersebut tidak benar-benar
dapat di control selamahospitalisasi, namun dapat menyebabkan risiko pridiktif
pada individu.
-
Perubahan
kecil pada tanda-tanda vital merupakan tanda awal infeksi, terutama sekali
demam
-
Perawat
harus menggunakan tindakan kewaspadaan pada saat menangani darah dan cairan
tubuh yang berasal dari semua klien untuk melindungi diri dari pajanan organism
penyebab infeksi :
ü
Cuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien atau specimen
ü
Mencuci
tangan dapat mengurangi resiko kontaminasi silang
-
Untuk
memperbaikan kondisi jaringan, tubuh membutuhkan asupan protein dan karbohidrat
yang adekuat untuk transport vascular oksigen dan zat-zat sisa
Ø
Implementasi
-
Mengkaji
adanya faktor prediktif
-
Mengkaji
adanya faktor penyulit
-
Mengidentifikasi
individu yang beresiko tinggi mengalami infeksi
-
Mengurangi
resiko masuknya organism kedalam tubuh individu
-
Melindungi
individu yang mengalami imunodevisiensi dari infeksi
-
Melakukan
penyuluhan kesehatan
Ø
Evaluasi
-
Dapat
menjelaskan metode penularan infeksi
-
Dapat
mendemontrasikan tehnik cuci tangan yang benar saat pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar